WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Monday, June 8, 2015

Books "SARAH'S KEY"

Books “KUNCI SARAH”
Judul Asli : SARAH’S KEY
by Tatiana de Rosnay
Copyright © 2006, Éditions Héloïsed’Ormesson
Penerbit Elex Media Komputindo
Alih Bahasa : Lily Endang Joeliani
Desain grafis & layout : Exfan (exfan@ymail.com)
Cetakan I : 2011 ; 342 hlm ; ISBN 978-602-00-0923
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 3.5 of 5

Salah satu jenis cerita yang tak pernah lepas dari ingatan dan selalu bikin ‘merinding’ adalah tema menyangkut holocaust – pembantaian kaum Yahudi yang diprakarsai oleh Adolf Hitler melalui pasukan Nazi Jerman yang menyebar nyaris ke seluruh penjuru dunia. Seseorang pernah menyebutkan bahwa sejarah ditulis karena adanya evolusi manusia, yang bisa dipastikan terjadi akibat pemusnahan atau lenyapnya sebagian besar koloni – atau dalam kasus ini merupakan penghapusan suatu ras bangsa tertentu. Bangsa Yahudi merupakan salah satu contoh yang senantiasa tercatat dalam sejarah dan ingatan manusia, karena mereka ‘terpilih’ untuk menjadi korban, tanpa ada penjelasan, untuk menjalani kehidupan bagai ‘hewan buruan’ hari demi hari hanya untuk memperoleh hak mereka semenjak lahir : menjalani kehidupan normal layaknya manusia atau bangsa lainnya.


Kisah yang mengambil lokasi di Paris, tepat pada tanggal 16 Juli 1942, dini hari tatkala pihak kepolisian Paris menyerbu kediaman kaum Yahudi yang diam-diam telah di data selama berbulan-bulan. Mereka semua, pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, remaja dan kanak-kanak, hingga bayi dalam kandungan, semua ditangkap dan digiring ke suatu tempat. Sarah Starzynski baru berusia 10 tahun ketika ia bersama ibunya diciduk dari kediaman mereka. Tanpa mengetahui situasi sebenarnya, ia menyembunyikan Michel – adik laki-lakinya yang baru berusia 4 tahun di dalam lemari ruang rahasia, menguncinya dan berjanji akan segera ‘menjemput’ Michel setelah keadaan aman. Sarah yakin jika ayah mereka kembali dari persembunyiannya di ruang bawah tanah, mereka sekeluarga akan berkumpul kembali.

Namun tiada seorang pun dari para penghuni yang diambil dengan paksa itu kembali ke kediaman mereka – selamanya. Lebih dari 13.000 kaum Yahudi, pria, wanita dan anak-anak dikurung di dalam Vélodrome d’Hiver (dikenal dengan julukan Vel’ d’Hiv’) – stadion tertutup yang biasa digunakan untuk arena lomba balap sepeda, konser atau pertandingan tinju. Mereka ditahan tanpa diberi makanan atau minuman selama seminggu lebih, dalam ruangan tertutup, panas dan penuh sesak. Korban berjatuhan dari mereka yang sakit hingga tewas, hingga yang memilih bunuh diri meloncat dari jendela karena tak tahan dengan kondisi tersebut. Penderitaan para tahanan ini masih berlanjut, karena mereka yang berhasil bertahan, akhirnya dikirim ke kamp-kamp konsentrasi yang tersebar di seluruh Eropa.

Sejujurnya, diriku baru mengetahui sejarah yang melatar-belakangi kisah ini, yang juga tercatat sebagai ‘aib’ yang berusaha dilupakan oleh bangsa Prancis, karena kaum mereka yang justru berperan dalam pembantaian ini, walau dengan dalih sekedar mengikuti perintah Gestapo Jerman. Alih-alih membeberkan detil-detil sejarah, penulis memilih untuk menuturkan catatan sejarah dalam sajian fiksi, melalui sudut pandang gadis cilik bernama Sarah yang baru berusia 10 tahun tatkala kehidupannya berubah 180 derajat. Melalui kisah ini pembaca diajak menelusuri jejak Sarah yang berusaha keras untuk kembali pada adiknya, karena ia telah berjanji – dan cara apa pun akan ia lakukan. Mulai dari melarikan diri dari kamp konsentrasi hingga menguatkan diri untuk kembali ke Paris, ke gedung apartemen dan membuka kunci lemari rahasia di mana Mitchel bersembunyi.

Untuk membuat kisah ini lebih terasa sebagai novel kontemporer alih-alih non fiksi sejarah, penulis menambahkan karakter lain bernama Julia Jarmond – seorang jurnalis asal Amerika yang telah menetap bersama keluarganya di Paris selama 25 tahun. Pada bulan Mei 2002, Julia bersama putrinya, Zoë (11 tahun) pindah ke apartemen baru, tepatnya gedung tua bekas kediaman Mamé – nenek Bertrand Tézac, suami Julia. Kepindahan ini bertepatan dengan tugas baru yang diberikan kepada Julia, ia harus menulis artikel yang berhubungan dengan peringatan Vel’ d’Hiv’ yang selalu diadakan setiap tahun untuk mengenang korban-korban pada masa itu. Tanpa menyadari betapa berat tugas yang akan ia jalani, Julia mulai langkah-langkah untuk mencari tahu fakta sejarah yang akurat dari saksi mata atau kerabat dan kenalan yang mengetahui situasi sebenarnya peristiwa Vel’ d’Hiv’.

Ibarat membuka kotak Pandora yang terpendam sekian tahun, Julia tanpa sengaja menemukan hubungan yang mencurigakan antara kediaman Mamé dan peristiwa Vel’ d’Hiv’. Ternyata apartemen di mana ia sekeluarga pindah itu dulu merupakan tempat tinggal salah satu keluarga Yahudi yang dipaksa meninggalkan hunian mereka. Di sinilah jejak sosok gadis bernama Sarah Starzynski mulai menjadi obsesi tersendiri bagi Julia, untuk mengetahui bagaimana nasibnya, terlebih setelah mengetahui ia bisa jadi salah satu korban yang selamat dari kamp konsentrasi. Dari Paris ke New Orléans, Prancis – Julia harus kembali ke Amerika, menuju New York hingga Connecticut, untuk kemudian berangkat lagi menuju Florence, Italia demi melacak jejak Sarah yang ditinggalkan pada kerabat dan keluarganya yang masih hidup.

Dari awal hingga pertengahan, kisah ini mampu memikat diriku dan menggugah rasa penasaran untuk mengetahui kisah Sarah. Sayangnya penulis kemudian memilih lebih fokus pada perkembangan kisah Julia Jarmond, walau masih menggunakan sosok Sarah sebagai benang merah. Apartemen Rue de Saintonge – merupakan satu-satunya penghubung antara keluarga Sarah Starzynski dan keluarga Tézac, sebagai pencerminan bagaimana sebagian besar dari bangsa Prancis memalingkan kepala di saat peristiwa mengerikan tersebut menimpa kaum Yahudi, orang-orang yang sebelumnya mereka kenal dengan akrab, tetangga, teman bahkan sahabat. Penulis cukup akurat dalam membuka pandangan mata pembaca pada tragedi Vel’ d’Hiv’ – namun kekuatan emosi yang tercermin di dalamnya terasa kurang bahkan semakin menjauh saat menjelang akhir kisah. Maka cukup 3.5 bintang untuk Sarah’s Key (-__-)

~ Movie Trailer "Sarah's Key" ~



[ more about the author & related works, just check at here : Tatiana de Rosnay | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter | at Facebook | at IMDb | Movie Adaptation ]

Best Regards,

@HobbyBuku


No comments :

Post a Comment