WELCOME

For everyone who love classical stories
from many centuries until millenium
with some great story-teller around the world
these is just some compilation of epic-stories
that I've read and loved so many times
... an everlasting stories and memories ...

Translate

Thursday, October 22, 2015

Books "BRAVE NEW WORLD"

Judul Asli : BRAVE NEW WORLD
Copyright © Aldous Huxley
Penerbit Bentang
Alih Bahasa : Nin Bakdi Soemanto
Editor : Tia Setiadi & Ika Yuliana K.
Proofreader : Fitriana STP
Layout : Arya Zendi
Desain sampul : Andreas Kusumahadi
Cetakan I : Juli 2015 ; 268 hlm ; ISBN 978-602-291-087-9
Harga Normal : Rp. 59.000,-
Rate : 4 of 5

Kisah ini dimulai pada tahun 632 AF (After Ford), dimana dunia beserta alam semesta telah mengalami ‘kebangkitan’ serta revolusi besar. Kini di dalam kuasa Kontrolir Dunia, sebuah masyarakat yang ideal telah terbentuk, di mana ketiadaan penyakit, rasa benci, takut atau penderitaan dihapuskan. Semua pihak yang terlibat, mengikuti sistem yang berlaku karena hal itu menjamin kebahagiaan, ketenangan, perdamaian dan tentu saja penerimaan akan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan masing-masing. Bahkan kematian bukanlah sesuatu yang menyedihkan, karena jika tiba waktunya, hal tersebut telah diatur tanpa harus menyusahkan keluarga, kerabat atau kenalan. Sebagaimana kematian telah diatur dengan rapi, demikian juga dengan kelahiran, penciptaan jenis tertentu yang sesuai dengan tuntutan populasi, adanya kasta-kasta yang berbeda demi memudahkan proses pemerintahan, semuanya berjalan dengan mulus dan diterima tanpa ada konflik atau perbedaan pendapat. Semuanya berjalan sesuai harapan dan rencana jangka panjang demi masa depan umat manusia. Setidaknya, itu yang terjadi di awal kisah Brave New World ...

Buku ini tidak terlalu tebal, lumayan tipis mengingat hanya sekitar 200 halaman. Namun untuk ‘mampu’ menuntaskan hingga akhir, ternyata diriku membutuhkan waktu hampir dua bulan. Pertama, disebabkan gaya bahasa sang penulis, dan juga pilihan kata dalam edisi terjemahan yang tidak mempermudah diriku untuk segera memahami arti atau makna yang dituliskan. Acapkali diriku harus mengulang beberapa paragraf hanya untuk memastikan apakah benar pemahaman yang kuperoleh, dan sebagian besar akhirnya harus kurelakan untuk tetap tidak bisa kupahamai. Bayangkan, untaian kalimat dalam bahasa Indonesia yang tak mampu kupahami sedikit pun ... entah apakah harus kucari versi aslinya untuk mendapatkan kejelasan. Kedua, kisah ini sendiri cukup absurb dan menggunakan alur yang ‘melompat-lompat’ hingga membutuhkan banyak kesabaran untuk berusaha menyelesaikan sekaligus memahaminya (believe me, so many times I’m just wanna ‘skip’ the whole page and goes to the end of book). Karakter-karakter yang muncul di dalamnya, turut menambah rasa depresi karena nyaris tak satu pun mampu kupahami atau cukup kusukai hingga terjalin daya tarik emosional yang biasanya mampu memikat diriku sebagai pembaca.

Lalu apa yang membuatku tetap bertahan dan akhirnya menuntaskan kisah ini ? Ini karena seting dan latar belakang kisah yang sedemikian absurb (talks about weird and crazy world, and I’m fantasy freak who often love something odd and peculiar, but this kind of story will blow your mind), aneh, janggal ... atau singkat cerita, ini kisah tentang dunia yang ‘gila’ dan bisa jadi (diramalkan) merupakan masa depan manusia. Jujur, pada awal-awal kisah, sedikit demi sedikit rasa takjub sekaligus muak muncul membayangkan dunia yang muncul dari ‘benak’ penulis. Namun seiring dengan halaman demi halaman berlalu, sebuah pemahaman mulai muncul (meski sangat perlahan), tentang apa yang sebenarnya hendak disampaikan oleh penulis, alhasil diriku harus memberikan ‘salut’ karena di balik ‘kegilaan’ di permukaan, penulis menyentuh sisi lain manusia, yang secara alami merupakan karunia atau kutukan yang diberikan oleh sang Pencipta. Melalui narasi karakter bernama Bernard Marx dan pemuda yang dipanggil Si Liar, pembaca diajak melihat bayangan Brave New World yang bisa terwujud melalui imajinasi penulis, dan mengingat pada tahun berapa hal ini dituliskan, sungguh luar biasa bagaimana hal-hal yang tercantum di dalamnya, terwujud berpuluh tahun kemudian ...

Bernard Marx digambarkan sebagai karakter pemberontak, atau sebuah anomali jika disandingkan dengan orang-orang di sekelilingnya. Ia tak mampu merasakan kepuasan, kenyamanan atau kebahagiaan yang dianggapnya semu, karena segala sesutu yang terjadi di sekelilingnya, telah diatur oleh sistem yang digambarkan sangat sempurna. Jika orang lain memilih menyingkirkan rasa sedih, takut atau sisi emosional yang berlebih, maka Bernard sangat ingin merasakan, hingga arus adrenalin memgguncang dirinya. Singkat cerita, Bernard menginginkan kebebasan untuk memilih apa pun, walau hal itu berlawanan dengan apa yang dilakukan ‘manusia normal’ dalam lingkup kehidupannya. Ketika perilaku Bernard semakin menunjukkan perubahan yang tidak diinginkan, sebelum hal itu bisa menyebabkan dirinya menjalani ‘proses pembersihan’ – Bernard mengikuti saran salah satu kenalan untuk berlibur. Dan ia memilih bepergian ke Reservasi Liar, untuk memuaskan ‘sisi Liar’ yang ada dalam dirinya. Dan inilah awal dari perubahan total pada karakter Bernard, serta perubahan pada alur kisah yang awalnya berpusat pada diri Bernard. Masuknya karakter baru yang dipanggil Si Liar – pemuda yang dilahirkan dan dibesarkan di Reservasi Liar, namun memiliki kehausan untuk mengetahui hal-hal lain di luar dunianya.

Saat Bernard berhasil membawa masuk si Liar dan ibunya (yang digambarkan mengalami gangguan jiwa cukup berat) ke dunia modern, bagai menonton ulang adegan film Pulp Fiction, gambaran dunia modern yang serba canggih serta hasrat kuat Si Liar untuk menyerap aneka perubahan baru, berpadu dengan ‘kegilaan’ para penghuni dunia modern untuk berinteraksi dengan bukti nyata dari dunia yang dianggap liar dan tidak beradab. Uniknya, justru dari sisi moralitas, Si Liar memiliki keunggulan, dibandingkan para manusia di dunia modern. Adegan yang mirip dengan ‘pesta orgy’ walau disamarkan dengan lebih halus (karena di dunia modern, persetubuhan langsung dilarang dan dianggap menjijikan, sehingga mereka memilih alternatif dengan ‘permainan pikiran’ sangat tepat menggambarkan konflik serta pergulatan batin Si Liar, mirip sosok Pastur yang diundang untuk ikut serta dalam sesuatu yang dianggap tidak bermoral. Nah, di sini penulis memberikan ‘twisted’ yang membuatku geleng-geleng kepala, karena pertentangan yang terjadi membuat pembaca seakan-akan harus memilih di antara dua alternatif, sisi Liar dengan hasrat bergejolak namun bertahan dengan norma, atau sisi modern yang tidak mampu berinteraksi secara emosional dan memilih sesuatu yang vulgar sebagai hiburan belaka.
“Kita tidak mau berubah. Setiap perubahan mengancam stabilitas. Itu alasan lain mengapa kita begitu berhati-hati menerapkan penemuan baru. Setiap ilmu pengetahuan kadang harus diperlakukan sebagai musuh yang memungkinkan, termasuk sains. Bukan hanya seni yang tidak bisa didamaikan dengan kebahagiaan, ilmu pengetahuan juga demikian, karena itu sangat berbahaya , kita harus menjaganya agar tetap dirantai dan dibungkam kuat-kuat. Itu semua adalah biaya stabilitas.”
[ source ]
Kemudian diriku tersentak, menyadari bahwa ada pilihan ketiga, bahwa segala sesuatu yang menjadi bagian dari manusia, merupakan karunia yang harus disyukuri dan diterima, dijalani dengan sepenuh hati tanpa harus terikat pada dogma-dogma yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Pemahaman ini semakin diperkuat dengan penjelasan menjelang akhir kisah yang diberikan oleh karakter Sang Kontrolir, yang ternyata bukanlah monster atau diktator keji sebagaimana bayangan Bernard selama ini. Tanya jawab antara Si Liar dan Sang Kontrolir, membuatku membayangkan seandainya saja bisa berbincang-bincang langsung dengan Sang Pencipta (versi dunia yang sangat modern). Apalagi penulis cukup jelas menjabarkan sejarah munculnya Sang Ford, yang menuntun pada pemahaman akan kelahiran, wafat dan kematian Yesus Kristus. Mengapa dunia ini kacau balau ? Karena manusia berusaha merasionalisasi logika akan sains dengan keyakinan iman, dua hal yang tidak bisa disandingkan sama rata, atau keduanya akan saling bertentangan, yang membawa pada perpecahan dan peperangan. Maka dibentuknya Brave New World merupakan salah satu solusi untuk menjaga perdamaian dan ketenangan, dan untuk itu dituntut pemilihan pad satu sisi dan menghapuskan sisi lainnya ...

[ source ]
Sampai akhir kisah, diriku cukup takjub dengan adanya pemikiran-pemikiran baru sebagaimana tertuang dalam narasi sang penulis. Walau kisah ini tidak bisa dimasukkan dalam daftar bacaan favorite, bahkan mungkin tidak akan kubaca ulang (paling tidak untuk waktu dekat), tetap harus kuberikan ‘bintang khusus’ karena kegilaan yang disampaikan oleh penulis, tak mudah dilenyapkan dari benakku. Dan di balik kekacauan yang tersirat sepanjang kisah ini, ibarat menatap sebuah lukisan abstrak, walau tak mampu kupahami, ada sebuah keindahan tersendiri dan penghargaan atas kerja keras sosok di baliknya. Tercatat sebagai salah satu dari daftar ‘1001 Books To Read Before You Die’ – Brave New World merupakan karya yang berani (sekali lagi, ingat kapan kisah ini ditulis), blak-blakan, dan menuntut segenap konsentrasi serta pergulatan emosi untuk menangkap makna di balik kisahnya. Mungkin juga membutuhkan ‘sedikit’ kegilaan untuk menyelami kisah ini, dan diriku berharap ‘sedikit’ kegilaan yang ada di dalam diriku, mampu menyerap esensi tentang manusia, tentang kehidupan dan kematian melalui penalaran snag penulis. Jika Anda belum pernah atau tertarik untuk membaca kisah ini, satu hal yang kurekomendasikan, siapkan kesabaran dan pikiran yang terbuka untuk Dunia Yang Baru (^_^)

[ more about this author & related works, just check at here : Aldous Huxley | on Goodreads | on Wikipedia ]

~ This story somehow makes me want to hear this song (again) – one of my favorite : MAD WORLD – Gary Jules ~



Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment